Artikel ini teinspirasi dari salah satu artikel yang ada di web sahabat keluarga kemdikbud, bagi yang ingin membaca bisa klik disini. Bicara soal
pentingnya perkembangan dan pertumbuhan anak di masa kecil tidak bisa lepas
daripada peran lingkungan terdekat dalam kehidupannya yaitu orang tua. Dari orang tua anak pertama kali mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai
kehidupan yang harus ia miliki sebagai seorang manusia kelak. Namun seiring
berjlannya waktu, semakin tahun, semakin banyak saja perubahan yang terjadi. orang tua tidak lagi menjadi tempat bagi anak untuk mengembangkan dirinya. Makin
kesini makin banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, sangking sibuknya
dengan pekerjaannya mereka terkadang lebih memilih untuk menitipkan anaknya ke
tempat-tempat penitipan anak.
Fenomena ini sebenarnya tidak hanya
memberikan dampak buruk pada anak, namun juga memberikan dampak baik, terutama
bagi penyedia jasa penitipan anak, terbukti saat ini banyak sekali individu
yang memilih untuk menyediakan jasa penitipan anak. Di kota Tarakan sendiri,
tempat dimana penulis tinggal, saat ini hampir semua lembaga pendidikan anak
usia dini juga memberikan layanan tempat
penitipan anak, untuk mengakomodir kebutuhan para orang tua yang sibuk bekerja
ini.
Fenomena keluarga sibuk ini juga
berdampak pada keharmonisan keluaga tersebut, penulis melihat saat ini anak
justru lebih terlihat bahagia ketika sedang berada disekolah daripada ketika
berada dirumah. Penulis sering bertanya kepada salah seorang anak TK disekolah,
tentang apa yang biasanya ia lakukan jika sedang berada dirumah ? anak itu
menjawab bahwa yang ia lakukan adalah bermain game gadget Ipadnya, bersama bibi
atau nenek sampai orang tuanya pulang. Mendengar hal itu penulis cukup kecewa
dengan perlakuan orang tua itu kepada anaknya, padahal jika dipikir lagi, siapa
yang awalnya mendambakan kehadiran seorang anak dalam kehidupan pernikahannya ?
orang tua ? ya orang tua itu sendiri. Lalu kenapa ketika anak itu sudah lahir
justru tidak begitu diperhatikan masa perkembangannya. Tidak kah para orangtua
itu tahu bahwa gadget sangat berpegaruh pada perkembangan anak dan dapat
menyebabkan gangguan psikologis ?
Kemungkinan terbesar yang menjadi
penyebab terjadinya fenomena tersebut adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi
memang tidak terbantahkan. Seorang manusia akan berusaha sekuat tenaga memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya, satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan
tersebut adalah dengan cara bekerja dan mendapatkan uang. Namun tidak bisa kah
orang tua setidaknya melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk
memaksimalkan perkembangan anaknya ? setidaknya hingga sang anak sudah cukup
bisa mandiri menjalani hidupnya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan
adalah dengan tidak memforsir waktu kerja, misalnya jika waktu kerja normal
orang tua adalah 12 jam sehari. Usahakan jangan sering-sering mengambil waktu
lembur, gunakan sisa waktu dalam sehari sepulang kerja sebagai waktu anda
sebagai orang tua untuk bersama dengan anak. Walaupun tidak lama setidaknya
anak masih bisa merasakan kehadiran orang tuanya dalam masa awal-awal
perkembangannya. Anak adalah cerminan dari siapa yang mengasuh dirinya, apakah
orang tua tidak malu nantinya jika tingkah laku dan akhlak anak mereka sama
sekali tidak mencerminkan diri mereka ? ini adalah pertanyaan besar yang harus
mereka jawab sendiri
.
.
Menurut tokoh psikologi ternama di
dunia Sigmund Freud dalam buku Santrock (2012) lima tahun pertama dalam
kehidupan anak adalah masa kritis dimana masa ini sangat menentukan
kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan dihadapi oleh anak tersebut. Berkaca
dari teori tersebut kita bisa tau bahwa anak tidak boleh dibiarkan begitu saja
dimasa-masa awal perkembangan dan pertumbuhannya. Tentunya orang tua sadar
namun mereka harus bertarung melawan egonya untuk mencari uang demi memenuhi
kebutuhan sehari-hari. penulis sangat-sangat menghimbau kepada semua orang tua
untuk jangan terlalu fokus pada pekerjaan saja, ingatlah anak kita dirumah
selalu menunggu kehadiran kita. Masa kecil anak tidak akan terulang lagi,
berikan anak pengalaman hidup terbaik sepanjang hidupnya dari orang tua mereka
sendiri yang akan dibawa sampai mereka tua nanti.
Seperti yang penulis rasakan dulu
ketika masih kecil, kedua orang tua penulis memutuskan untuk satu orang saja
yang bekerja di keluarga, yaitu ayah, sedangkan ibu berwira usaha dirumah. Keputusan ini
ditetapkan hingga penulis dan adik penulis sudah cukup mandiri. Tepatnya ketika
umur penulis berumur 6 tahun baru kemudian ibu diberi kebebasan untuk mengembangkan
kemampuannya dan bekerja diluar rumah. Walaupun secara ekonomi diumur 6 tahun
keadaan keluarga kami belum mapan, namun penulis merasa bahwa masa kecil dahulu
adalah masa-masa yang paling bahagia, susah senang dihabiskan bersama keluarga
tanpa pernah sekalipun anak dititipkan ke orang lain. Besar harapan penulis
kepada para pembaca untuk memiliki kehidpuan bahagia ini juga, semoga kehidupan
seperti ini juga dapat dirasakan oleh anak-anak masa kini. Walapun tidak
sepenuhnya sama, setidaknya orang tua yang sibuk bekerja masih bisa
memaksimalkan waktunya bersama dengan anak tercinta. Wahai orang tua
tingkatkanlah kepekaan anda ingat anak dirumah perlu dibimbing langsung, jangan
sampai orang lain yang membimbing, itu anak kita bukan anak orang lain.
#SahabatKeluarga