Minggu, 29 April 2018

Anak Masa Kini Butuh Orang Tua dan Keluarga, Mereka Tidak Butuh Barang Berharga #SahabatKeluarga #SahabatKeluarga2018


           Artikel ini teinspirasi dari salah satu artikel yang ada di web sahabat keluarga kemdikbud, bagi yang ingin membaca bisa klik disini. Bicara soal pentingnya perkembangan dan pertumbuhan anak di masa kecil tidak bisa lepas daripada peran lingkungan terdekat dalam kehidupannya yaitu orang tua. Dari orang tua anak pertama kali mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan yang harus ia miliki sebagai seorang manusia kelak. Namun seiring berjlannya waktu, semakin tahun, semakin banyak saja perubahan yang terjadi. orang tua tidak lagi menjadi tempat bagi anak untuk mengembangkan dirinya. Makin kesini makin banyak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, sangking sibuknya dengan pekerjaannya mereka terkadang lebih memilih untuk menitipkan anaknya ke tempat-tempat penitipan anak.
            Fenomena ini sebenarnya tidak hanya memberikan dampak buruk pada anak, namun juga memberikan dampak baik, terutama bagi penyedia jasa penitipan anak, terbukti saat ini banyak sekali individu yang memilih untuk menyediakan jasa penitipan anak. Di kota Tarakan sendiri, tempat dimana penulis tinggal, saat ini hampir semua lembaga pendidikan anak usia dini juga  memberikan layanan tempat penitipan anak, untuk mengakomodir kebutuhan para orang tua yang sibuk bekerja ini.
            Fenomena keluarga sibuk ini juga berdampak pada keharmonisan keluaga tersebut, penulis melihat saat ini anak justru lebih terlihat bahagia ketika sedang berada disekolah daripada ketika berada dirumah. Penulis sering bertanya kepada salah seorang anak TK disekolah, tentang apa yang biasanya ia lakukan jika sedang berada dirumah ? anak itu menjawab bahwa yang ia lakukan adalah bermain game gadget Ipadnya, bersama bibi atau nenek sampai orang tuanya pulang. Mendengar hal itu penulis cukup kecewa dengan perlakuan orang tua itu kepada anaknya, padahal jika dipikir lagi, siapa yang awalnya mendambakan kehadiran seorang anak dalam kehidupan pernikahannya ? orang tua ? ya orang tua itu sendiri. Lalu kenapa ketika anak itu sudah lahir justru tidak begitu diperhatikan masa perkembangannya. Tidak kah para orangtua itu tahu bahwa gadget sangat berpegaruh pada perkembangan anak dan dapat menyebabkan gangguan psikologis ? 
            Kemungkinan terbesar yang menjadi penyebab terjadinya fenomena tersebut adalah faktor ekonomi. Faktor ekonomi memang tidak terbantahkan. Seorang manusia akan berusaha sekuat tenaga memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan cara bekerja dan mendapatkan uang. Namun tidak bisa kah orang tua setidaknya melakukan yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk memaksimalkan perkembangan anaknya ? setidaknya hingga sang anak sudah cukup bisa mandiri menjalani hidupnya.
            Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan tidak memforsir waktu kerja, misalnya jika waktu kerja normal orang tua adalah 12 jam sehari. Usahakan jangan sering-sering mengambil waktu lembur, gunakan sisa waktu dalam sehari sepulang kerja sebagai waktu anda sebagai orang tua untuk bersama dengan anak. Walaupun tidak lama setidaknya anak masih bisa merasakan kehadiran orang tuanya dalam masa awal-awal perkembangannya. Anak adalah cerminan dari siapa yang mengasuh dirinya, apakah orang tua tidak malu nantinya jika tingkah laku dan akhlak anak mereka sama sekali tidak mencerminkan diri mereka ? ini adalah pertanyaan besar yang harus mereka jawab sendiri
.
            Menurut tokoh psikologi ternama di dunia Sigmund Freud dalam buku Santrock (2012) lima tahun pertama dalam kehidupan anak adalah masa kritis dimana masa ini sangat menentukan kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan dihadapi oleh anak tersebut. Berkaca dari teori tersebut kita bisa tau bahwa anak tidak boleh dibiarkan begitu saja dimasa-masa awal perkembangan dan pertumbuhannya. Tentunya orang tua sadar namun mereka harus bertarung melawan egonya untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. penulis sangat-sangat menghimbau kepada semua orang tua untuk jangan terlalu fokus pada pekerjaan saja, ingatlah anak kita dirumah selalu menunggu kehadiran kita. Masa kecil anak tidak akan terulang lagi, berikan anak pengalaman hidup terbaik sepanjang hidupnya dari orang tua mereka sendiri yang akan dibawa sampai mereka tua nanti.
            Seperti yang penulis rasakan dulu ketika masih kecil, kedua orang tua penulis memutuskan untuk satu orang saja yang bekerja di keluarga, yaitu ayah, sedangkan ibu  berwira usaha dirumah. Keputusan ini ditetapkan hingga penulis dan adik penulis sudah cukup mandiri. Tepatnya ketika umur penulis berumur 6 tahun baru kemudian ibu  diberi kebebasan untuk mengembangkan kemampuannya dan bekerja diluar rumah. Walaupun secara ekonomi diumur 6 tahun keadaan keluarga kami belum mapan, namun penulis merasa bahwa masa kecil dahulu adalah masa-masa yang paling bahagia, susah senang dihabiskan bersama keluarga tanpa pernah sekalipun anak dititipkan ke orang lain. Besar harapan penulis kepada para pembaca untuk memiliki kehidpuan bahagia ini juga, semoga kehidupan seperti ini juga dapat dirasakan oleh anak-anak masa kini. Walapun tidak sepenuhnya sama, setidaknya orang tua yang sibuk bekerja masih bisa memaksimalkan waktunya bersama dengan anak tercinta. Wahai orang tua tingkatkanlah kepekaan anda ingat anak dirumah perlu dibimbing langsung, jangan sampai orang lain yang membimbing, itu anak kita bukan anak orang lain.

#SahabatKeluarga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anak Masa Kini Butuh Orang Tua dan Keluarga, Mereka Tidak Butuh Barang Berharga #SahabatKeluarga #SahabatKeluarga2018

           Artikel ini teinspirasi dari salah satu artikel yang ada di web sahabat keluarga kemdikbud, bagi yang ingin membaca bisa klik...